CILACAP – Dalam rangka mendukung progam penanggulangan penyakit tuberkolosis (TBC), Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Besi Nusakambangan yang diwakili oleh Chindy Siffri selaku tenaga kesehatan menghadiri kegiatan workshop peningkatan kapasitas SDM, Rabu (25/09/2024).
Kegiatan workshop dengan tema Peningkatan Kapasitas Untuk Meningkatkan Keterlibatan Dan Kontribusi Klinik, TPMD dan Puskesmas Dalam Program Tuberkulosis diikuti oleh perwakilan setiap intansi.
Digelar di Hotel Metro Park View Semarang yang berlangsung selama dua hari mulai tanggal 25-26 September. Kegiatan ini terselenggara oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah yang melibatkan fasilitas layanan kesehatan jejaringnya, yaitu baik klinik swasta maupun klinik pemerintah.
Salah satu tantangan dalam program penanggulangan Tuberkulosis (TBC) adalah belum optimalnya keterlibatan dan kontribusi dari seluruh fasilitas pelayanan kesehatan termasuk rumah sakit (RS) dalam hal penemuan, pengobatan dan pelaporan kasus TBC di Jawa Tengah.
Berdasarkan WHO-Global TB Report 2023, diperkirakan ada 1.060.000 kasus Tuberkulosis (TBC) di Indonesia. Sampai dengan triwulan 1 tahun 2024, kasus yang ditemukan di Jawa Tengah baru 20% atau 19089 kasus dari target 96917 kasus yang harus ditemukan. Sedangkan angka keberhasilan pengobatan (treatment success rate) sebesar 84% (target 90%) untuk kohort pasien triwulan 1 tahun 2023, sehingga perlu upaya serius untuk melakukan penanggulangan terhadap permasalahan tersebut.
Baca juga:
Lapas Permisan Ikuti Bedah Buku Bersama BNPT
|
Hadir sebagai narasumber dalam workshop ini, dr. Moh Syarofil dan Ns. Dewi Catur Mei Ningrum, yang memberikan materi seperti Paparan Analisis Situasi dan Capaian Indikator Public Private Mix Jawa Tengah, Tatalaksana TB pada anak, Pencatatan dan Pelaporan TB.
"Praktik Implementasi Pelaksanaan program TB di Fasyankes Klinik Utama, merupakan Rencana Tindak lanjut, " ungkapnya.
Dalam kegiatan tersebut juga terdapat sesi diskusi yang interaktif antara narasumber dan peserta berjalan.
(N.son/Reza)